BAB I
PENDAHULUAN
Logam alkali adalah kelompok unsur kimia pada Golongan IA dalam tabel periodik, kecuali hidrogen yang merupakan unsur non logam. Kelompok ini terdiri dari: litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak pernah ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali harus disimpan dalam medium minyak.
Unsur-unsur logam alkali merupakan unsur-unsur yang paling elektropositif dibandingkan dengan unsur-unsur lain yang seperiode, artinya unsur-unsur logam alkali mudah melepaskan 1 elektron valensinya untuk mencapai konfigurasi electron gas mulia yang stabil dan membentuk ion positif.
Unsur-unsur logam alkali merupakan unsur yang sangat reaktif dan mudah bereaksi dengan usur-unsur lain. Selain itu unur-unsur logam alkali bersifat sebagai reduktor yang kuat.
BAB II
PEMBAHAHASAN
1. Kecenderungan Golongan Alkali
Logam biasanya dipikirkan sebagai padatan yang rapat, karas dan dan tidak reaktif. Kenyataannya, logam-logam alkali berlawanan dari sifat-sifat ini, yaitu rapatan massa rendah, lunak dan sangat reaktif.
Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) berkenampakan mengkilat, berwarna keperakan, mempunyai konduktivitas listrik dan panas yang tinggi. Logam alkali bersifat sangan lunak dan semakin lunak dengan kenaikan nomor atom. Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tetapi alkali mempunyai titik leleh rendah, semakin rendah dengan naiknya nomor atom.
Kelunakan dan kerendahan titik leleh logam-logam alkali dapat dikaitkan dengan sangat lemahnya ikatan metalik dalam unsur-unsur ini. Entalpi atomisasi logam-logam umumnya berharga 400-600 kJ mol-1, tetapi untuk logam-logam alkali nilai ini sangat lebih rendah (78-162 kJ mol-1). Ternyata terdapat hubungan antara sifat lunak dan rendahnya titik leleh dengan rendahnya entalpi atomisasi.
Terlebih lagi adalah sifat rapatan massa (densitas) logam alkali. Sebagian besar logam mempunyai densitas 5-15 g cm-1, tetapi densitas logam alkali jauh lebih randah, 0,52-1,87 g cm-1.
2. Sifat Umum Senyawa Logam Alkali
Beberapa sifat umum senyawa logam alkali yaitu :
1. Karakter ionik; ion logam alkali tingkat oksidasi +1, dan sebagian besar senyawanya berupa padatan ionik dan stabil. Senyawanya tidak berwarna kecuali dengan atom yang berwarna, misalnya kromat dan permanganate.
2. Hidrasi ion; semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion terhidrasi. Karena logam-logam alkali memiliki densitas yang sangat rendah daripada densitas logam-logam pada umumnya, maka energi hidrasi senyawa logam alkali juga sangat rendah
3. Kelarutan; sebagian besar persenyawaan logam alkali larut dalam medium air, walaupun kelarutannya berbeda-beda
3. Kelarutan Garam Alkali
Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar sehingga sangat bermanfaat sebgai pereaksi dalam laboratorium. Namun demikian kelarutan ini sangat bervariasi sebagaimana ditunjukkan oleh seri natrium halide
Kelaruna suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi kisi, entalpi hidrasi kation dan anion bersama-sama dengan perubahan entropi yang bersangkutan
Tambahan pula terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali dengan jari-jari kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat menghasilkan kurva kontinu dengan kemiringan (slope) positif maupun negatif.
4. Warna Nyala
Setiap logam alkali menghasilkan warna nyala yang karakteristik apabila senyawaan alkali dimasukkan dalam nyala api, yaitu merah tua (litium), kuning (natrium), nila (kalium), merah-violet (rubidium), dan biru (sesium)
5. Litium, 3Li
Sumber utama litium diperoleh dari mineral spodumene, LiAlSi2O6. Logam litium juga dapat diperoleh dari elektrolisis leleha LiCl dengan campuran beberapa garam inert untuk menurunkan titik leleh hingga ~ 500oC.
Dengan densitas setengah dari densitas air, litium merupakan unsur yang paling kecil rapatan massanya daripada semua unsur padatan pada temperatur dan tekanan kamar.
Litium cair sampai saat ini diketahuisebagai zat yang paling korosif. Jika logam litium dilelehkan di suatu wadah dari bahan gelas, maka akan terjadi reaksi spontan dengan gelas, meninggalkan lubang pada wadah tersebut; reaksi ini disertai dengan pancaran cahaya putih kehijauan yang tajam.
6. Natrium, 11Na
Natrium (sodium) adalah logam alkali yang terbesar yang dibutuhkan untuk keperluan industri. Seperti logam-logam alkali yang lain, natrium tidak ditemukan dalam keadaanmurni di alam karena kereaktivitasnya tinggi.
Kegunaan logam natrium ada dua. Yang pertama yaitu untuk ekstraksi logam-logam lain. Kegunaan kedua yaitu dalam produksi zat adiktif bahan bakar minyak, tetraetiltimbel (TEL) yang disintesis dari Na-Pb dengan etil klorida.
7. Kalium, 19K
Kalium (potassium) yang di alam bersifat sedikit radioaktif. Ekstraksi logam kalium dalam sel elektrolitik akan sangat berbahaya karena sifatnya yang sangat reaktif. Anion heksanitritokobaltat (III), [Co9NO2)6]3- dengan litium maupun dengan nitrium menghasilkan garam larut dalam air, tetapi dengan kalium, rubidium, maupun sesium membentuk garam-garam yang sukar larut.
8. Oksida Logam Alkali
Sebagian besar logam bereaksi dengan gas dioksigen membentuk oksida dengan kandungan “ion oksida”, O2-. Tetapi untuk logam alkali, hanya litium membentuk oksida “normal” bila direaksikan dengan oksigen
9. Hidroksida Logam Alkali
Padatan alkali hidroksida berwarna putih, tembus cahaya, dan menyerap uap air udara hingga larut dalam air berlebih.
Natrium hidroksida sebagian besar dimanfaatkan sebagai pereaksi pada berbagai pabrik sintetis senyawa organik, anorganik, dan dikonsumsi pada pulp dan kertas. Natrium hidroksida juga bermanfaat untuk bahan pembersih peralatan rumah tangga dari kotoran lemak.
10. Garam-Garam Logam Alkali
Logam-logam alkali (demikian juga amonium) karbonat merupakan satu-satunya kelompok senyawa karbonat yang larut dalam air, alkali karbonat yang terpenting adalah natrium karbonat yang umumnya stabil sebagai kristal anhidrat, monohidrat, dan dekahidrat.
50% produksi natrium karbonat di Amerika digunakan pada pabrik gelas. Natrium karbonat juga digunakan pada penghilangan ion-ion logam alkali tanah dalam air minum yang diubah menjadi padatan karbonat, suatu proses yang dikenal sebagai pelunakan air sadah (hard water)
Logam alkali kecuali litium membentuk satu-satunya padatan hidrogen karbonat atau bikarbonat. Natrium hidrogen karbonat lebih sukar larut dalam air ketimbang karbonatnya, oleh karena itu dapat dipreparasi dengan penambahan gas karbon dioksida ke dalam larutan jenuh karbonatnya
11. Reaksi dangan Amonia
Logam-logam alkali mempunyai sifat yang menarik dalam hal kelarutannya dalam amonia yaitu menghasilkan larutan biru tua jika encer. Larutan ini menghantar listrik, dan spesies utama sebagai pebawa arus dalam larutan diduga electron yang tersolvasi sebagai hasil ionisasi logam alkali
12. Kemiripan Litium dengan Logam Alkali Tanah
Litium dalam banyak hal menunjukkan sifat yang berbeda dari anggota alkali lainnya tetapi justru mirip dengan logam alkali tanah, sifat-sifat ini yaitu :
a. Kekerasan litium (terbesar dalam golongan alkali) mirip dengan kekerasan logam alkali tanah
b. Mirip dengan logam alkali tanah tetapi berbeda dari logam alkali; litium membentuk oksida “normal” Li2O, bukan dioksida(2-) ataupun dioksida(1-)
c. Litium adalah satu-satunya logam alkali yang membentuk senyawa nitride seperti halnya semua logam alkali tanah
d. Demikian juga litium adalah satu-satunya logam alkali yang membentuk senyawa dikarbida(2-), Li2C2 yang sering disebut litium asetilida, seperti halnya logam alkali tanah yang membentuk senyawa dikarbida(2-)
e. Tiga garam litium yaitu karbonat, posfat, dan fluorida, mempunyai kelarutan sangat rendah, ketiga anion ini dengan logam alkali tanah membentuk garam yang tak larut
f. Litium membentuk banyak senyawa organometalik (senyawa koordinasi oleh atom karbon organic) seperti halnya magnesium. Dalam banyak hal senyawa garam, litium dan magnesium menunjukkan banyak kesamaannya termasuk sifat kovalensinya yang relatif tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.